Diarykaltim.id, Samarinda – Kehadiran Ketua TP PKK Provinsi Aceh, Marlina Muzakir, di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (7/7/2025), menjadi momen penting dalam memperkuat identitas budaya Aceh di tanah perantauan. Tidak sekadar kunjungan seremonial, Marlina membawa misi besar: menjalin kedekatan, mempromosikan kearifan lokal, dan mendengar langsung aspirasi warganya yang telah lama merantau.
Kegiatan ini berlangsung dalam rangkaian peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK dan HUT Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Pusat. Bertempat di Warung Banjar Sari, Marlina disambut hangat oleh puluhan warga Aceh yang menetap di Samarinda.
“Ini bukan hanya silaturahmi, tapi juga penguatan nilai budaya Aceh yang tetap kami jaga meski berada jauh dari kampung halaman,” ujar Marlina di hadapan para perantau Aceh.
Dalam kesempatan itu, Marlina membawa serta berbagai produk kerajinan khas Aceh—mulai dari tas rajut hingga kain songket—yang diproduksi oleh para pengrajin perempuan di kampung-kampung. Produk-produk tersebut dipamerkan di stan khusus selama dua hari, hingga 11 Juli 2025, sebagai bagian dari promosi budaya sekaligus pemberdayaan ekonomi lokal.
“Produk-produk ini adalah hasil kerja keras perempuan-perempuan Aceh. Mereka tidak hanya menjaga tradisi, tapi juga berkontribusi pada ekonomi keluarga,” jelas Marlina.
Selain memperkenalkan produk unggulan, Marlina juga merespons keinginan warga Aceh di Samarinda yang ingin mengenakan busana adat dalam acara budaya dan keagamaan. Ia berkomitmen akan mengupayakan kehadiran pakaian adat Aceh dalam pameran berikutnya.
“Baju adat itu bagian dari identitas. Kami akan bantu wujudkan agar budaya Aceh tetap hidup di sini,” katanya.
Ketua Himpunan Masyarakat Aceh Kalimantan Timur, Fadlullah, menyambut baik langkah tersebut. Ia menyebut kehadiran Marlina sebagai bentuk perhatian yang memperkuat semangat komunitas Aceh di Kalimantan Timur. “Ini sangat berarti. Semoga silaturahmi seperti ini bisa terus berlanjut,” ujarnya.
Rombongan Marlina terdiri dari Ketua TP PKK dari 23 kabupaten/kota se-Aceh, yang masing-masing membawa produk kerajinan namun belum menampilkan seni pertunjukan. Marlina menegaskan, untuk kegiatan mendatang, unsur budaya akan lebih diperkuat, termasuk melalui kesenian tradisional.
Kunjungan Marlina ke Kalimantan Timur juga dijadwalkan berlanjut ke kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 9 atau 10 Juli 2025. Di sana, bersama istri-istri gubernur lainnya, ia akan melakukan penanaman pohon sebagai simbol kontribusi terhadap kelestarian lingkungan di ibu kota baru Indonesia.
“Pohon akan kami tanam langsung di lokasi yang telah ditentukan panitia. Ini bagian dari gerakan bersama,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, TP PKK Aceh menunjukkan bahwa pelestarian budaya dan pemberdayaan perempuan bisa berjalan beriringan, bahkan dari tanah rantau. Dengan semangat gotong royong dan cinta kampung halaman, masyarakat Aceh di Kalimantan Timur membuktikan bahwa identitas budaya tak lekang oleh jarak.